Jumat, 23 Desember 2011

pemanfaatan dari jeruk nipis


Jeruk Nipis
 (Citrus aurantiifolia)

Klasifikasi
Kingdom :       Plantae
Divisio :           Spermatophyta
Subdivisio :     Angiospermae
Klas :               Dicotyledonae
Bangsa :          Rutales
Famili :            Rutaceae
Genus :            Citrus
Species :          Citrus aurantiifolia (Cristm.) Swingle

Tanaman Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle dikenal di pulau Sumatra dengan nama Kelangsa (Aceh), di pulau Jawa dikenal dengan nama jeruk nipis (Sunda) dan jeruk pecel (Jawa), di pulau Kalimantan dikenal dengan nama lemau nepi, di pulau Sulawesi dengan nama lemo ape, lemo kapasa (Bugis) dan lemo kadasa (Makasar), di Maluku dengan naman puhat em nepi (Buru), ahusi hisni, aupfisis (Seram), inta, lemonepis, ausinepsis, usinepese (Ambon) dan Wanabeudu (Halmahera) sedangkan di Nusa tenggara disebut jeruk alit, kapulungan, lemo (Bali), dangaceta (Bima), mudutelong (Flores), mudakenelo (Solor) dan delomakii (Rote).


Morfologi tumbuhan
Jeruk nipis  termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m. Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Sedangkan tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm.
Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang tumbuh di ketiak daun atau di ujung batang dengan diameter 1,5-2,5 cm. kelopak bungan berbentuk seperti mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan dan tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih.
Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung.
 Kandungan dan khasiat tumbuhan
Jeruk nipis mengandung minyak terbang limonene dan linalool, juga flavonoid, seperti poncirin, hesperidine, rhoifolin dan naringin. Kandungan buahnya yang masak adalah synephrine dan N-methyltyramine, selain asam sitrat, kalsium, fosfor, besi dan vitamin A, B1, dan C. Asam sitratnya mampu mencegah kekambuhan pada pasien pasca operasi batu ginjal.
Manfaatkan jeruk nipis sebagai penyembuhan penyakit.
1.      Ambeien
Sebanyak 10 gr akar pohon jeruk nipis dicuci bersih, lalu direbus dengan air 1 liter selama 1/2 jam, lalu saring. Diminum hangat-hangat 3 kali sehari.
2.      Amandel
Kulit 3 jeruk nipis dicuci, dipotong-potong, lalu direbus dengan 2 gelas air hingga airnya tersisa 3/4, saring. Air tersebut dipakai untuk berkumur-kumur. Lakukan 3-4 kali sehari.


3.      Anyang-anyangan
Dua jeruk nipis dicuci, diperas lalu diberi gula batu secukupnya dan 1 gelas air panas. Aduk hangat-hangat, minum sekaligus sehari sekali.
4.      Batuk
Satu jeruk nipis dicuci, diperas, dicampur dengan 1 _ sendok makan madu dan sedikit garam, aduk hingga rata lalu disaring. Diminum 2-3 kali sehari. Atau perasan jeruk nipis ditambah sepotong gula batu lalu diaduk hingga rata, diminum 1 kali sehari sampai sembuh.
5.      Batuk Disertai Influenza
     Potong sebuah jeruk nipis masak dan mengandung air yang cukup banyak, lalu peras. Seduh air perasannya dengan 60 cc air panas. Tambahkan 1/2 sendok teh air kapur sirih sambil diaduk rata. Minum ramuan ini 2 kali sehari 2 sendok makan.
6.      Bau Badan
·         Cara 1:
Potong jeruk nipis yang cukup besar menjadi 2 bagian, olesi bagian irisan dengan kapur sirih tipis-tipis. Oleskan ke ketiak setelah mandi. Biarkan selama 5 menit lalu dibilas, lalukan tiap pagi dan sore.
·         Cara 2:
Beberapa helai (10) daun muda jeruk nipis ditumbuk sampai halus, dilumatkan, pulung kecil-kecil seperti pil, makan 3 kali sehari.
7.      Batu Ginjal
Dua butir perasan jeruk nipis kampung diencerkan dengan 2 gelas air hangat, minum setelah makan malam. Lakukan tiap hari selama 10 hari.
8.      Difteri
Dua jeruk nipis dicuci, diperas airnya. Seduh dengan 1 gelas air panas ditambah 1 sendok makan madu. Gunakan untuk berkumur selama dua menit saat masih hangat, lalu diminum. Lakukan 3 kali sehari.
9.      Demam atau Flu
·         Cara 1:
Satu jeruk nipis dicuci lalu diperas, tambah dengan 3 siung bawang merah yang telah dilumatkan dan 1 sendok makan minyak kelapa. Oleskan pada kening penderita.
·         Cara 2:
Satu jeruk nipis dipanggang sebentar, dipotong, lalu diperas, tambahkan 1 sendok makan madu. Minum sekaligus.
10.  Haid Tidak Teratur
Tiga sendok makan air jeruk nipis ditambah 1 sendok makan madu dan 2 gelas air panas diaduk rata. Minum selagi hangat. Lakukan 3 kali sehari
11.  Sehabis Melahirkan
Satu sendok makan kapur sirih ditambah 2 sendok makan minyak kayu putih dan 2 butir perasan jeruk nipis kampung, diaduk sampai rata, balurkan pada perut. Lakukan selama 3 bulan tiap hari sehabis mandi, agar perut terhindar dari keriput, tetap halus dan kempis seperti sediakala.
12.  Jerawat
Satu jeruk nipis diiris kemudian digosokkan pada kulit wajah.
13.  Mencegah Rambut Rontok atau Berketombe
Dua jeruk nipis dipotong menjadi tiga bagian, oleskan pada kulit kepala sampai rata. Bungkus kepala dengan handuk semalaman, keramas keesokan harinya. Lakukan 3 kali seminggu.
14.  Melebatkan Rambut
Satu butir kuning telur ayam kampung dikocok dengan perasan 3 butir jeruk nipis kampung sampai rata. Gosokkan pada kulit kepala, pijit-pijit sampai merata, biarkan selama 2 jam baru dibilas dengan sampo merang agar rambut menjadi mengkilap dan lebat. Sampo merang dibuat dari 1 ikat merang, dibakar sampai menjadi arang, bukan abu, rendam dalam air dan biarkan semalaman. Saring, dan sampo merang siap untuk keramas.
15.  Menghentikan Kebiasaan Merokok
Iris 1 jeruk nipis, isap lalu minum air putih. Lakukan beberapa kali sehari.
16.  Vertigo
Setengah genggam daun jeruk nipis dilumatkan. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk nipis. Gosokkan ke tengkuk, pelipis, dan dahi. Lakukan 2 kali sehari.
17.  Radang Tenggorokan
Potong 3 buah jeruk nipis masak, lalu peras. Seduh air perasannya dengan 1/2 cangkir air panas, tambahkan 1 sendok makan madu sambil diaduk rata. Selagi hangat, gunakan ramun ini untuk berkumur selama 2-3 menit. Lakukan 3 kali sehari.
18.  Lendir di Tenggorokan
Potong 2 buah jeruk nipis, peras airnya, tampung di gelas. Tambahkan sedikit garam, lalu aduk sampai rata. Ramuan ini dapat diminum pada saat perut kosong.
19.  Kurap atau Panu
Cuci 1 genggam akar landep (Barleria prionitis L.) sampai bersih, lalu tumbuk halus. Tambahkan air perasan 1 buah jeruk nipis sambil diaduk rata. Balurkan pada bagian kulit yang terkena kurap atau panu, lalu balut dengan kain perban. Ganti balutan 2 kali sehari sampai sembuh.
20.  Demam/Panas Saat Malaria
Sediakan 3 lembar daun jeruk nipis dan daun kendal (Cordia obliqua Willd.) (Blumea balsamifera L.) , dan 5 lembar daun prasman (Eupatorium triplinerve Vahl.). Rebus bahan-bahan tersebut dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring. Air saringan tersebut dibagi dua, diminum pagi dan sore.
21.  Terkilir
Tiga Buah jeruk nipis masak dan banyak airnya dibelah menjadi dua. Masukkan ke dalam poci lalu diseduh dengan 1/2 cangkir air panas, kemudian ditutup. Setelah dingin diambil jeruknya kemudian diperas dan disaring. Tambahkan 2 sendok makan minyak kayu putih dan 2 sendok makan minyak gandapura. Ramuan ini dipakai untuk mengurut bagian yang cedera. Setelah itu minum 3/4 gelas air kelapa hijau muda. Lakukan 3 kali sehari.
22.  Pegal Linu
Cuci daun jeruk nipis, daun ketepeng cina, dan daun sambiloto (masing-masing 1/3 genggam), 10 lembar daun sirih, 2 jari akar pepaya, 2 jari akar kepayang, 3 jari akar kelor, dan 10 buah cabai rawit, lalu tumbuk sampai halus. Rendam ramuan tersebut dalam 1 liter alkohol selama 7 hari. Air perasannya dapat digunakan untuk menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit.
23.  Sakit Gigi
Campurkan air jeruk nipis, gilingan akar kecubung hitam dan gilingan legetan warak masing-masing 1 sendok makan. Tambahkan 3/4 cangkir air garam ke dalamnya, lalu aduk sampai rata. Selanjutnya peras ramuan tersebut dan saring. Gunakan air saringannya untuk berkumur selama beberapa menit, lalu buang. Lakukan 4-6 kali sehari.
24.  Melangsingkan Badan
Tambahkan air perasan satu buah jeruk nipis ke dalam cangkir air teh hijau. Minum ramuan ini setiap pagi dan sore hari. Lakukan setiap hari.
25.  Menambah Stamina
Campurkan sebutir kuning telur ayam kampung, air perasan 1 buah jeruk nipis dan sedikit irisan gula merah. Aduk sampai rata, lalu minum. Lakukan sekali dalam seminggu.
26.  Tekanan Darah Tinggi
Sediakan 20 kuntum bunga dan 30 lembar daun jeruk nipis. Cuci sampai bersih, lalu tambahkan air perasan 2 buah jeruk nipis. Rebus bahan-bahan tersebut dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin, saring. Air saringannya diminum 3 kali sehari 3/4 gelas. Minum ramuan ini ditambah sedikit madu. Lakukan setiap hari.
Referensi
  • Anonymous, 2011. Temu Hitam. http://id.wikipedia.org/wiki/Temu_hitam.
Diakses pada tanggal 21 Desember 2011.
  • Anonymous, 2011. Klasifikasi Temu Hitam.  http://www.plantamor.com/
index.php?plant=421. Diakses pada tanggal 21 Desember 2011.
  • Anonymous,2008. Khasiat Jinten Hitam. http://www.wonosari.com/t3557-khasiat
jinten-hitam-temu-ireng.  Diakses pada tanggal 21 Desember 2011.
  • Anonyous, 2005. Tanaman Obat Indonesia.  http://www.iptek.net.
id/ind/pd_tanobat/view.php?id=258. Diakses pada tanggal 21 Desember 2011.

Kamis, 22 Desember 2011

REFLEKSI KELOMPOK

 
REFLEKSI EKOLOGI TUMBUHAN
Reflesi Kelompok 1 : Pengertian Dasar Ekologi tumbuhan
Pada diskusi kelompok 1 (Hendy Desniko, Reza Syaifullah, Luberti Indri, dan Nani Kusmiati) yang membahas tema tentang Pengertian Dasar dalam Ekologi Tumbuhan. Dimana ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Sedangkan tujuan dari mempelajari ekologi yaitu dapat mengetahui teknik dan cara untuk memanfaatkan apa yang ada di dunia ini dengan sebaik-baiknya.
Setelah pemateri selesai menjelaskan apa itu ekologi tumbuhan, beberapa audience yang bertanya tentang bagaimana bentuk hutan kota, karna seperti yang kita ketahui bahaw kota merupakan tempat yang sangat padat penduduknya. Sehingga apakah mungkin hutan kota dapat diterapkan di kota. Kemudian pemateri menjawab bahwa hutan kota tersebut yang memiliki  fungsi sebagai nilai estetika yang ada  di kota, sebagai penyerapan karbondioksida, pelestarian air tanah dan penahan angin di kota. Saya sependapat dengan pemateri bahwa hutan kota merupakan tumbuhan yang memiliki peranan positif sebagai enghijauan, menyerap karbon dioksida, penyerapa air tanah, dan penahan angin kota, tetapi hutan kota ini harus didasarkan pada tata ruang pada kota tersebut sehingga memiliki peranan yang sangat penting.
Dalam diskusi ini berjalan sangat lancer dan audience sudah cukup paham tentang apa ekologi tumbuhan tersebut, serta dalam peranannya. Karena semua pemateri sudah cukup dalam menguasai materi yang disampaikan. Sehingga sudah cukup pantas untuk didokumentasikan sebagai media pembalajara. Sukses untuk kelompok 1.

Refleksi kelompok 2 : Pengertian Dasar dalam Ekologi Tumbuhan
Pada diskusi kelompok 2 (Susantika, Setia Novit dan Tetty Ariyanti) yang membahas tema Pengertian Dasar dalam Ekologi Tumbuhan. Dalam diskusi ini pemateri  menjelaskan tentang pengertian tumbuhan dalam lingkungan. Dimana tumbuhan dalam lingkungan menurut pemateri merupakan dari  faktor biotik dan abiotik yang potensial mempengaruhi organisme.
Dalam lingkungan memiliki faktor-faktor yang membatasi yaitu faktor iklim, faktor tanah dan faktor topografi, sudut kemiringan lahan. Pemateri juga menjelaskan tentang lingkungan abotik (lingkungan mati seperti udara, tanah, air, suhu, cahaya), lingkungan biotik (lingkungan hidup seperti individu, komunitas, populasi, ekosistem), faktor pembatas (eksistensi suatu organisme atau kelompok organisme tergantung pada keadaan lingkungan) dan nische (nisia) atau relung (cara hidup atau respon organisme terhadap lingkungan).
Dalam diskusi ini pemateri dalam menampilkan video yaitu tentang alat yang untuk menentukan tumbuhan tersebut mengalami strees atau tidak. Dalam video ini sebenarnya sudah cukup bagus tetapi dalam penyampain pemateri dalam menjelaskan kurang memahami atau tidak dapat dimengerti sehingga terjadi kesalahpahaman dalam penjelasannya.
Dalam diskusi ada beberapa audience yang bertanya tentang bagaimana indikator sebuah pohon mengalami stress ? Pemateri menjawab bahwa indikator pohon yang mengalami stress adalah jika daunnya menjadi layu. Tetapi saya masih kurang setuju dalam pendapat tersebut, karena tumbuhan yang dikatakan layu jika htumbuhan tersebuut sudah mengalami gangguan pada pertumbuhannya sehingga tumbuhan tersebut mengalami layu. Tetatpi ada beberapa tumbuhan yang mengalami layu dikatakan memiliki gangguan pada tanaman tersebut, contohnya pada pohon randu. Gugurnya daun pada pohon randu ini bukan berarti pohon randu ini mengalami stress. Melainkan gugurnya daun pada pohon randu ini karena pohon randu meranggas atau mengurangi penguapan air pada musim kemarau.
Dalam diskusi ini para pemateri masih kurang menguasai materi, sehingga semua pertanyaan yang dijawab oleh pemateri masih kurang tepat, sehingga banyak sanggahan dari audience. Sehingga bapak husamah selaku dosen menjelasakan lebih lanjut lagi tentang apa yang ditanyakan oleh audience tersebut.

Refleksi kelompk 3 : Pengaruh cahaya dan suhu terhadap proses pertumbuhan tanaman
Pada diskusi kelompok 3 (Eka Rahma, Prieska Novita, dan Veni Puspita) yang membahas pengaruh cahaya dan suhu terhadap proses pertumbuhan tanaman,  yaitu dapat kita lihat pada proses fotosintesis tnaman.Selain itu, cahaya juga merupakan sumber ekosistem di bumi. Cahaya juga dapat mempengaruhi struktur dan bentuk tubuh tumbuhan (morfologi) sehingga sering disebut juga fotomorfogenetis. Lamanya penyinaran relatif antara siang dan malam dalam 24 jam akan mempengaruhi fungsi dari tumbuhan secara luas. Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu : Tumbuhan  hari pendek, Tumbuhan hari panjang, Tumbuhan hari sedang, Tumbuhan hari netral.
Dalam diskusi ini para pemateri menurut saya masih kurang menguasai materi sehingga dalam meyampaikan materi masih kurang tepat dalam penyampaiannya. Jadi menurut saya pemateri harus lebih memahami materi sehingga tidak terjadi kesalahan konsep dalam penyampaiannya.
Refleksi kelompok 4 : Atmosfer dan air sebagai lingkungan abiotik yang mempengaruhi ekologi tumbuhan.
Pada diskusi kelompok 4 (Ika, Chantika, Enggar, dan Anik) yang membahas Atmosfer dan air sebagai lingkungan abiotik yang mempengaruhi ekologi tumbuhan. Dimana air merupakan sumber yang penting bagi semua mahluk hidup, dan demikian pula pada atmosfer yang berperang sebagai melindung dari radiasi matahari yang tertuju pada bumi.
            Atmosfer terdiri dari gas-gas yang tidak berbau dan tidak berwarna sehingga pada atmosfer terdiri dari gas. Pada lapisan atmosfer terbai menjadi 5, yaitu :
·         Exmosfer, merupkan lapisan paling atas dari atmosfer bumi.
·         Termosfer, merupakan lapisan terbesar dari atmosfer bumi, jauh diatas mesosfer dan jauh dibawah exosfer.
·         Mesosfer, merupakan lapisan atmosfer bumi yang jauh diatas stratosfer dan jauh dibawah termosfer.
·         Stratosfer, merupakna lapisan atmosfer bumi, dibawah troposfer, dan diatas mesosfer.
·         Troposfer, berada diporsi paling bawah dari atmosfer bumi.
    Dalam diskusi ini sangat menarik sekali dimana audience bertanya dapat dijawab dengan baik. Dan mendapat tambahan oleh saudara Ilham yang dapa diterima. Sehingga pada diskusi kelompok ini sudah cukup bagus, tetapi masih kurang percaya diri sehingga masih membaaca materi yang ada.
Refleksi kelompok 5 : Lingkungan biotik dan Abiotik
           Dalam Diskusi ini yang dibawakan oleh kelompok 5 yaitu tentang tanah, disini saya dapat memahami bahwa tanah memiliki lapisan yang berbeda-beda yaitu horisan O,A,B,C dan memiliki pori-pori yang berbeda pada setiap lapisan tersebut, karna pori-pori jika semakin menembus pada lapisan yang paling bawah maka semakin kecil pula pori-pori pada tanah tersebut. Sehingga jika semakin bawah tumbuhan tidak mampu menenmbusan lapisan tanah yang paling bawah. Pada lapisan memiliki kandungan yang terdiri dari, mineral batu-batu kerikil, A(humus), E(silikat, besi, eluminiuim), C(hanya terdiri dari sedimen), dll.
            Dalam diskusi ini didapatkan pertanyaan oleh Dimas (saya sendiri) yang bertanya tentang Apakah setiap lapisan tanah (horizon O,B,A,dll) kandungannya sama? Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan baik, bahwa kandungan pada setiap horizon tersebut memiliki kandungan yang berbeda diantaranya yaitu lapisan R(tidak mengandung mineral, mengandung batu-batu kerikil), A(humus), E(silikat, besi, eluminiuim), C(hanya terdiri dari sedimen), dll.  Sedangkan pada Indri yang bertanya tentang Mengapa semakin bawah lapisan tanah semakin sedikit organismenya dan pada lapisan apa akar bisa menembus pada kedalaman tanah? Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan baik, bahwa penancapan akar suatu tanaman dalam tanah hanya sampai pada horizon E karena kandungan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organism hanya sampai horizon E.
            Dalam diskusi pada kelompok ini sangant bagus, karena para pemateri sudah menguasai meteri dengan baik, sehingga para audience sudah cukup memahami tentang materi yang dibawakannnya.

Refleksi kelompok 6 : Ekologi tumbuhan populasi
Pada penampilan kelompok 6 ini sudah cukup baik dalam pemahaman materi, tetapi tidak semua pemateri yang tidak dapat menyampaikan dengan baik dalam penyampaiannya pada audience. Sehingga audience masih kurang memahami dalam penjelasan materi yang disampaikannya. Sehingga menimbulkan pertanyaan oleh audience.
Pada penanya pertama yaitu pada saudari Dista yang menanyakan tentang faktor yang mempengaruhi suatu grafik sehingga menimbulkan pola grafik eksponensial dan sigmoid, dan pemateri dapat menjawab dengan baik yaitu,  ekponensial terjadi jika predator sedikit, nutrient banyak sehingga populasi pada daerah tersebut terus meningkat.Sedangkan grafik  sigmoid terjadi jika pertumbuhan terjadi secara lambat, dan penurunan jumlah populasi ketika tidak tersedianya apa yg dibutuhkan oleh spesies,seperti minimnya nutrient dan pertumbuhan terjadi jika tersedianya nutrient dan ketika tejadi persaingan antar spesies trjadi penurunan jumlah populasi karena akan ada populasi yang tereliminasi.
Menurut saya pada kelompok ini dalam penampilan PPT terlalu banyak teori yang diterapkan pada slide, sehingga audience tidak dapat memahami dengan jelas tentang penjelasannya tersebut, jadi seharusnya didasarkan dengan contoh-contoh yang dapat mudah  dipahami dengan baik oleh semua audience.

Refleksi kelompok 7 : Komunitas vegetasi
Kelompok 7 merupak n kelompok saya sendiri yaitu tentang vegetasi yang dibawakan oleh saya sendiri Dimas, Lysa, Atia dan Dian. Saya senang karena pada semua pertanyaan yang dilauntarkan oleh audience oleh saudari Nani dan Martha dapat dijawa dengan baik walaupun masih kurang tepat tepat, tetapi kami terimkasih atas tambahan dari saudara Ilham dan Hendy atas tambahannya sehingga kami merasa sengan atas tambahan dan sanggahan teman-teman sehingga dapat ilmu baru dalam pembahasan kemarin.

Rabu, 21 Desember 2011

Pemanfaatan Tumbuhan

Kajian Etnobotani Tumbuhan Jalukap (Centella asiatica L.) pada suku dayak

 tumbuhan Centella asiatica L

Kajian etnofarmakologi adalah kajian tentang penggunaan tumbuhan yang berfungsi sebagai obat atau ramuan yang dihasilkan penduduk setempat untuk pengobatan (Martin, 1998). 
Bagian tanaman jalukap yang berguna dari tanaman ini adalah semuanya mulai dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Tanaman ini oleh masyarakat di gunakan sebagai racun ikan, luka kulit, batuk darah.
Dengan adanya hasil penelitian diharapkan agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan kimia secara terperinci yang terdapat pada tumbuhan ini. Sehingga upaya mendokumentasikan nilai etnobotani tumbuhan ini lebih baik lagi.

lebih lengkap lihat disini ya : jalukap plant