Senin, 10 Oktober 2011

Faktor Pembatas Dalam Ekologi

klik disini untuk download

Lahan basah di daerah otonomi Tibet, merupakan lahan basah terbesar di China, menyokong keberadaan padang rumput Tibet Utara.

Terletak di dataran setinggi lebih dari 4000 meter diatas permukaan laut, Danau Serling Tso adalah tempat tenang dengan tumbuhan dan hewan yang melimpah. Air birunya terasa sedikit asin, seperti air laut.

Penduduk setempat berkata, danau telah meluas. Permukaan airnya meninggi hampir semeter dibandingkan tahun lalu.

Lei Guilong, Biro Kehutanan Daerah Otonomi Tibet:
"Survei menunjukkan daerah basah Tibet telah meningkat sejak survei pertama. Selain itu, 90% tanah basah telah mempertahankan kondisi protogenetik."

Danau Serling Tso dan 20 danau lainnya telah membuat perlindungan lahan tanah basah, menjadikan daerah ini sebagai habitat ideal bagi bebek langka. Ada sekitar 100 jenis burung tinggal disana.

Tibet memiliki lebih dari 1.500 danau. Ini adalah lebih dari enam juta hektar.

Liu Wulin, Institut Survey & Perencanaan Hutan Tibet
"Lahan basah di Tibet sangat penting tidak hanya di Tibet, tetapi juga di seluruh negeri. Ini tak hanya menyediakan tempat bagi kijang Tibet, tetapi juga tempat pembiakan bagi spesies penting, seperti burung bangau leher hitam, angsa, dan bebek."

Dua survei dilakukan untuk memastikan luas lahan basah di Tibet. Survei pertama tahun 1996 hingga 2000, menunjukkan 15 juta hektar dengan 17 varietas, yang terdiri dari empat jenis lahan basah, termasuk danau, rawa, sungai, dan lahan basah buatan.

Sabtu, 01 Oktober 2011

ekologi

AUTEKOLOGI
Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Biasanya ditekankan pada aspek siklus hidup, adaptasi terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non parasitis, dan lain-lain.
Dari segi autekologi, maka di hutan bisa dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis pohon yang sifat kajiannya mendekati fisiologi tumbuhan, dapat juga dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis binatang liar atau margasatwa. Bahkan dalam autekologi dapat dipelajari pola perilaku suatu jenis binatang liar, sifat adaptasi suatu jenis binatang liar, maupun sifat adaptasi suatu jenis pohon. Autekologi mencoba untuk menjelaskan mengapa suatu spesies dapat terdistribusi, genetika, evolusi, dan biosistemtik.
contoh dari autekologi :
  • Mempelajari pertumbuhan jenis shorea leprosula dengan pengaruh intensitas cahaya.
  • Mempelajari pengaruh mikoriza terhadap pertumbuhan jenis Pinus merkusi
  • Selain itu mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan. Misalnya mempelajari hubungan antara pohon Pinus merkusii dengan lingkungannya.
  • Contoh lain adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia palembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya.
SINeKOLOGI
Sinekologi yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Sinekologi berdasarkan falsafah dasar bahwa tumbuhan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang dinamis.
 Masyarakat tumbuhan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu keluar masuknya unsur-unsur tumbuhan dan turun naiknya berbagai variable lingkungan hidup. Dalam sinekologi komunitas tumbuhan atau vegetasi dianggap mempunyai perilaku sebagai suatu organisme utuh. Sinekologi mempelajari kelompok individu sebagai suatu komunitas. Pengaruh lingkungan terhadap komposisi dan struktur vegetasi Morfologi, Anatomi, Histologi, Fisiologi, Genetika.
Contoh dari sinekologi
·         Mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya.
Perbedaan dari kedua bidang kajian ini adalah :
Sinekologi
Autekologi
  • Bersifat filosofis
  • Bersifat ekperimental
  • Deduktif
  • Induktif
  • Deskriptif (umumnya)
  • Kuantitatif
  • Sulit dengan pendekatan rancangan percobaan atau ”eksperimental design”
  • Dapat dilakukan berdasar rancangan percobaan atau ”eksperimental design”

Ringkasan Hasil Penelitin
Hutan hujan dataran rendah Sumatra merupakan habitat yang kaya akan keragaman biologinya, sekaligus juga merupakan habitat yang sangat terancam di muka bumi ini. Dari sekitar 16 juta hektar hutan Sumatra pada tahun 1900, kini hanya tersisa 500,000 ha saja. Harapan Rainforest, merupakan serpihan hutan hujan tropis di Sumatra yang tersisa, meliputi kawasan seluas 98.555 ha hutan di perbatasan provinsi Jambi dan Sumatra Selatan baik yang masih utuh maupun yang telah mengalami pembalakan. Sekitar 36% dari kawasan ini merupakan hutan dengan tipe hutan sekunder tinggi, 15%  hutan sekunder sedang, 41% merupakan hutan sekunder rendah, dan 8% adalah lahan terbuka. Saat ini kawasan Hutan Harapan Harapan Rainforest dalam pengelolaan Unit Majemen Harapan Rainforest untuk kegiatan restorasi ekosistem dengan tujuan mengembalikan kepada keadaan menjadi seperti semula.
Survey amfibi dan reptil di Harapan Rainforest dilakukan setiap bulan sepanjang tahun 2009, kecuali bulan Juli hingga September menggunakan tiga metode survey yang biasa digunakan, yaitu  pencarian secara acak (opportunistic searching), metode transek (1.4 km) dan plot (20 m X 20 m). Sebelumnya Mistar (2003) menggunakan metode Visual Encounter Survey-Night Stream, penulusuran transek sepanjang 1.5 km dan pencarian secara acak.
Dengan menggabungkan hasil survey pada tahun 2003 dan 2009, tercatat  29 jenis amfibi dan 45 jenis reptiledi Harapan Rainforest, termasuk 5 jenis Amfibi dan 15 jenis reptile yang baru tercatat (Tabel 1). Jenis amfibi yang paling sering dijumpai adalah Fejerfarya cancricova, Fejerfarya limnocharis, Hylarana nicobariensis, dan Racophorus appendiculatus. Sedangkan jenis reptil yang paling umum dijumpai adalah Gecko smithii, Mabuya multifasciata dan Varanus salvator. Selain itu, di daerah camp utama Harapan Rainforest hingga daerah BPDAS banyak dijumpai (Naja sumatrana, Ophiophagus hannah, dan Pyton reticulates.
Kesimpulan :
Dari hasil review diatas dapat disimpulkan bahwa pada penelitian tersebut termasuk sinekologi, karena yang diteliti bukan cuma satu spesies saja, yakni terdapat Fejerfarya cancricova, Fejerfarya limnocharis, Hylarana nicobariensis, dan Racophorus appendiculatus. Sedangkan jenis reptil yang paling umum dijumpai adalah Gecko smithii, Mabuya multifasciata dan Varanus salvator. Selain itu, di daerah camp utama Harapan Rainforest hingga daerah BPDAS banyak dijumpai (Naja sumatrana, Ophiophagus hannah, dan Pyton reticulates. Jadi pada penelitian tersebut merupakan dari ekologi.
lihat disini